Kinerja Trump Runtuhkan Indeks Dolar, Pemerintahan Jokowi Diuntungkan

Setelah secara mengejutkan digebuk di sesi perdagangan akhir pekan ini, Jumat (1/11), dengan merosot cukup signifikan, prospek nilai tukar mata uang Rupiah kini kembali menatap lumayan cerah untuk sesi perdagangan pekan depan.

Untuk dicatat, pada sesi perdagangan akhir pekan kemarin, Rupiah yang secara mengejutkan ambruk hingga ditutup di kisaran Rp14.062 per Dolar AS. Di tengah rilis data inflasi bulanan yang cukup mengesankan dengan hanya sebesar 0,02% untuk bulan Oktober lalu, gerak Rupiah terlihat konsisten menapak zona pelemahan di akhir pekan.

Namun sentimen terkini dari AS menunjukkan bervariasinya kinerja perekonomian AS. Otoritas AS merilis data ketenaga kerjaan yang mengesankan, namun di sisi lain rilis data indeks aktivitas manufaktur AS masih merosot di zona kontraksi di 48,3.

Sentimen yang bervariasi terebut kemudian bertemu dengan mulai beralihnya ke sikap optimis pada sentimen perundingan dagang AS-China. Gerak indeks Dolar AS akhirnya runtuh di akhir pekan ini. Pantauan menunjukkan posisi indeks Dolar AS yang kini bertengger di 97,12 atau terpangkas 0,24%.

Penurunan indeks Dolar AS yang berlanjut ini sekaligus akan membuka harapan bagi Rupiah untuk dengan cepat berbalik menguat di sesi perdagangan awal pekan depan. Terlebih, sentimen yang melandasi pelemahan Rupiah di sesi akhir pekan kemarin sangat tidak meyakinkan.

Berkat serangkaian sentimen terkini, gerak Rupiah dilaporkan mulai menguat tajam. Pantauan pada situs keuangan Reuters menunjukkan, Rupiah yang kini telah kembali mengandaskan Dolar AS di kisaran Rp13.992.

Kinerja pemerintahan Presiden Donald Trump kali ini nampaknya berhasil meruntuhkan indeks Dolar dan sekaligus menguntungkan pemerintahan Presiden Jokowi dengan menguatnya Rupiah.

Share this post